Jumat, 11 Desember 2015

tiap depa kota ini menjanjikan kemenangan dan kebahagiaan tersendiri. ukir sejarah terpatri menyeruak baik saat terik berselimut atau rintik menghujam. tersublimasi cerita kenangan dari tiap pori aspal berlapis debu di kota ini. aku merasa terbang, overdosis kafein, adrenalin optimal saat teringat semua hal terlewat bersamamu. lengkung cembung itu terekah diam-diam. mulut mampu berbohong, namun sepasang bola hit tak pernah. ia enggan bergeming. bercerita dengan jelas tiap nafas yang pernah kita tinggalkan. ah begitu indahnya saat itu. itu dulu. sedetik lalu pun dulu. apalagi beberapa minggu belakangan. hahaha lucu sekali. merapel tiap dulu dulu itu dalam hari ini. mengisyaratkan rasa ingin kembali. sudahlah. itu dulu. silahkan saja rampas semua bahagia yang pernah kamu titipkan. larena sejatinya apa-apa yang sudah aku miliki akan pergi jua. karena pertemuan dan perpisahan itu jaraknya hanya lewat perasaan. air mata dan lengkung terkembang. apa bedanya? jelas beda sekali. hahahaha. lucu sekali. sudahlah, sekarang kita ini beda. jangan lagi ajak aku menyulam cerita di jalanan Kota Jogja. sudah jenuh. aku ingin amnesia, menelan banyak sekali analgetik. tapi tiap matamu berbinar, aku merasa hidup kembali. sama saja seperti cangkir kopi ini, sayang. bisa-bisanya kau selalu membuatku bahagia dan candu.

-siang galau, 22 Nov 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar