Sabtu, 20 Oktober 2018

06.15.00 0 Comments


Dia bukan kekasihmu. Namun diam-diam kau titipkan harap dan mimpimu pada tangannya. Kau mencintainya. Lalu setelah berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan empat lima tahun kalian habiskan waktu untuk bercerita tentang hal menyenangkan, masa depan, hingga menyelesaikan masalah satu sama lain bersamaan. Dan saat ini kau baru tahu. Bahwa dia tidak ada sedikitpun rasa untukmu. Bahkan dia tidak merasa bahagia atas banyaknya perhatian yang kau berikan. Dia tidak memiliki perasaan yang sama akan dirimu. Apakah ini hal paling menyakitkan yang pernah kau jumpai? Apakah setelah kau menyadari ini, segalanya akan baik-baik saja?

Sabtu, 06 Oktober 2018

01.12.00 0 Comments


Mungkin saat ini kau tersenyum melihat rentetan pesan berantai di layar handphonemu, mengulang-ulang membaca ucapan selamat pagi, memutar pesan suara yang ia kirimkan untukmu. Mungkin hanya menunggu satu atau dua tahun lagi untukmu duduk berdua dengannya, di antara pinus yang meranggas. Pinus itu malu. Cinta kalian bersemi, ia tak kuasa menyamai kehidupan yang kalian buat bersama. Ia gugur. Satu persatu.

Setelah nanti kalian dapat duduk bersama, mencecap kopi dengan aroma yang menyeruak ke palung hati terdalam, atau membaca beberapa buku bersama kalian harus ingat satu hal. Sabar. Berapa panjang sabar yang telah saling kalian siapkan? Menyimpan debar yang tak kunjung temu. Menerima segala lebihnya. Melengkapi segala kurangnya. Bahkan saling sabar membagi asa dan harap.

Semoga, esok atau lusa dia datang menemuimu di situ. Duduk dengan hangat di antara kabut Kota Lembang yang gigil. Menyajikan secangkir senyum penuh harap. Dan membersamaimu dalam kesabaran-kesabaran lainnya yang panjang.

In frame: Deassy dalam arahan gaya dan foto yang aku ambil sambil marah-marah

00.39.00 0 Comments
Aku baru memahami, bahwa untuk menilai bagaimana ketulusan seseorang adalah dengan melihat seberapa banyak waktu yang ia luangkan untukmu. Lalu, mau kah kau sebentar saja berdiri di sini untuk melengkapi? Sebab ditambahnya satu orang berdiri di sini adalah menggenapkan. Bukankah jika genap, dapat terbagi merata? Terbagi sama rasa suka dan duka. Kemarilah!  Kakiku sudah lelah menungguimu di sini.