Sabtu, 06 Oktober 2018



Mungkin saat ini kau tersenyum melihat rentetan pesan berantai di layar handphonemu, mengulang-ulang membaca ucapan selamat pagi, memutar pesan suara yang ia kirimkan untukmu. Mungkin hanya menunggu satu atau dua tahun lagi untukmu duduk berdua dengannya, di antara pinus yang meranggas. Pinus itu malu. Cinta kalian bersemi, ia tak kuasa menyamai kehidupan yang kalian buat bersama. Ia gugur. Satu persatu.

Setelah nanti kalian dapat duduk bersama, mencecap kopi dengan aroma yang menyeruak ke palung hati terdalam, atau membaca beberapa buku bersama kalian harus ingat satu hal. Sabar. Berapa panjang sabar yang telah saling kalian siapkan? Menyimpan debar yang tak kunjung temu. Menerima segala lebihnya. Melengkapi segala kurangnya. Bahkan saling sabar membagi asa dan harap.

Semoga, esok atau lusa dia datang menemuimu di situ. Duduk dengan hangat di antara kabut Kota Lembang yang gigil. Menyajikan secangkir senyum penuh harap. Dan membersamaimu dalam kesabaran-kesabaran lainnya yang panjang.

In frame: Deassy dalam arahan gaya dan foto yang aku ambil sambil marah-marah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar