Senin, 28 Desember 2015

09.32.00 0 Comments
pun kini, dedaunan mapel mengajarkanku untuk menikmati setiap "masih" yang terpatri dalam lembar hidupku sebelum semuanya ubah jadi "pernah"

09.15.00 0 Comments
-How blessed I am
menjadi sebaris kalimat yang berkali aku ucapkan saat aku sudah mencapai titik akhir iktiarku pada-Nya. aku lelah, kuakui aku lelah. aku menangis, lebih dari sedih hati dan kecewa. tapi aku selalu berjanji pada-Nya untuk tidak pernah menyerah.

sudah dari awal tahun 2015 aku merumuskan suatu draft calon skripsi yang akan menjadi pesawat tempurku menerjang tembok S.Farm sebagai suatu bukti bakti dan cintaku pada ayah bunda. terhitung hingga kini aku memiliki 9 folder di dalam folder yang tertulis mentereng ciamik : "SKRIPSWEET, S.Farm. 2016"

kekecewaan selalu saja muncul. itu cuma suatu cara yang Ia lakukan bahwa Ia menyayangi hamba-Nya. pernahkah kau merasa diabaikan seseorang? tidak mengenakkan bukan? sangat berbeda antara dibenci dan diabaikan

TRISULA

08.31.00 0 Comments
“It hurts because it matters”
Dalam mitologi Yunani kuno, ada dewa-dewa yang dipercaya mengendalikan alam semesta. Satu diantaranya, Poseidon sang penguasa laut, sungai dan danau. Poseidon punya senjata khas berupa trisula yang konon bisa meluluhlantakkan bumi saat dipukulkan.
Secara harfiah, trisula berarti tiga tombak. Sesuai dengan bentuknya yang mirip garpu besar dengan tiga ujung lancip. Kita bisa menjumpai “trisula” lewat lisan seseorang. Bentuknya berupa tiga pertanyaan sederhana yang menancap dan kerap mengusik emosi. Persoalan-persoalan ini akrab sekali dengan momen reuni.

1. “Kapan nyusul?”
Kata tanya kapan masih kedengeran oke sampai kita berusia 20-an. Dari saat itu, kapan punya rasa yang berbeda dengan apa, gimana, dimana, siapa dan kenapa. Terlebih lagi waktu ditanya di acara nikahan, maknanya jadi kapan nikah? Coba tanyain kapan nyusul? ke anak SD kelas satu. Dijamin, bikin bengong.
Kita yang ditanya, cengengesan sambil garuk belakang kepala. Dikiranya di belakang kepala ada jawaban. Tapi ternyata enggak. Supaya aman, kita menggulirkan kembali bola panas sama si penanya. Seberes topik pernikahan, kelak akan muncul kapan nyusul-kapan nyusul lain yang enggak ada habisnya.
Nyatanya, nikah beda dengan Moto GP dan kita bukan Rossi. Kenapa harus salip-menyalip

Minggu, 27 Desember 2015

09.25.00 0 Comments
There are reasons behind your pains. Allah Ta'ala surely never does anything in vain. It’s all for your own good.

-thats all, i just finished a lot of books. the same ending, the same way, in different frame. so i can open the truth and i know what should i do to fix and make my day joyful and blessed. karena berkali-kali kena tikung teman menunjukkan bahwa Ia berkata bahwa aku belum pantas memberikan cintaku pada yang belum menjadi hak atas diriku. hamdallah :)

09.21.00 0 Comments
People with heart made of sugar, they can make you smile simply by their sincere words.
-semangat skripsi tentang pemanis Stevia!
*peluk laptop*

Untuk hati yang belum juga menemukan pelabuhan hatinya

09.09.00 0 Comments


Halo! Apa kabar dirimu?
Sapaku pada egoku yang memenuhi sekelumit nagian nutfah daging yang menggumpal. Masih sanggup untuk menunggu, kan? Hadiah terindah untuk orang yang sabar menunggu. Bukan hanya gelas, piring cantik, atau sabun colek. Itu hadiah remah. Hadiah yang semua orang bisa pegang, sentuh, dan nikmati bersama bergantian.

Tenanglah hati, memang berhati-hati dalam menyerahkan hati. Bersabar dan mempersiapkan diri menjadi yang terbaik. Mungkin memang dirimu lelah, jengah, dan juga lemah. Tidak tidak. You’re strong more than you know.
Ketika di sekelilingmu bercumbu mesra, saling berpansng penuh aura, sementara kamu diam terpekur menatap handphone. Terdiam. Tertunduk. Tenanglah, masa penantian ini lebih indah.
Andaikata masa mudamu kau habiskan untuk pacaran, kau akan lupa tentang kewajiban, mimpi, dan cita yang sebenarnya telah lama kau idamkan. Banyak hal yang masih bisa kau lakukan untuk mengejarnya. Bagiku, balas dendam terbaik atas rasa sakit hati adalah dengan berkarya.
Banyak sudah penolakan, sakit dan perihnya diabaikan, tak dianggap, bahkan dihardik ratusan mulut yang membuatmu terpojokkan. Diabaikan seseorang yang sebenarnya ingin melihatmu ada. Cukup melihat keberadaanmu saja. Namun ia seperti tak mau tahu.

Di situlah logika atas rasa ego dan potensimu diuji. Kau harus bersinar lebih indah dan terang dibanding kekasih Allah lainnya. Yang kubisa saat itu adalah hanya dengan menulis. Menuliskan atas rasa sakit hati yang pernah aku alami. Menuliskan darah persakitan lewat lembar selulosa yang kubalut dengan analgetik dosis setengah.

Jumat, 11 Desember 2015

11.05.00 0 Comments
melukai, dilukai
kalah, menang
bertemu, perpisahan

hanya masalah perasaan

saripati hidup para pejuang
bermimpilah! maka Allah akan memeluk mimpimu!

bermimpilah yang tinggi
maka cakra itu akan melejit tinggi ke angkasa
berbisik dalam, jauh ke bumi
namun terbentang luas di angkasa

11.00.00 1 Comments
hati-hati dengan penyair
tak akan kau dicintainya dengan apa-apa
kecuali sajak-sajak getir

hati-hati dengan kata-katanya
tak akan kau dipuja dengan istimewa
kecuali huruf-huruf gila

hati-hatilah menyakitinya
atau namamu kelak jadi puisi paling sakit
yang tak akan pernah selesai

10.58.00 0 Comments
suatu hari, saat kau merasa rindu
kau tak tahu bagaimana menyembunyikan pisau
kau tak tahu di mana air matamu akan ditaruh di bahu
kembalikan ingatanmu ke masa itu
masa di mana aku berhasil membahagiakanmu

10.57.00 1 Comments
Dear someone out there!
whenever you are in a bad day
remember this
you HAVE me

10.56.00 0 Comments
aku tak sebaik yang kau ucapkan
tapi aku juga tidak seburuk 
apa yang terlintas di hatimu
-Ali Bin Abi Thalib

10.54.00 0 Comments
mengapa kita kini selucu ini?
baru rasanya kita berkasih-kasih sambil bercerita tentang kepayahan kita melawan kesepian di waktu usang
sekarang mengapa kau malah tak pernah datang?
mengapa tak ada yang bisa menuntunmu pulang?
atau ia sengaja membiarkanmu hilang ingatan dan menghangatkannya dalam pelukan?
aih getirnya kisah ini, saat mereka bertanya padaku mengapa kau tak kunjung terlihat di permukaan?

10.39.00 0 Comments
lucu sekali
mencintaimu diam-diam
lamit-lamit
dari kejauhan
berbelas tahun
tanpa berani berkata
inilah merindu
inilah berdiam diri
sudah kukatakan aku bukannya bodoh
aku hanya ingin menikmati
bagaimana rasanya merindu hingga demam
sedang orang yang dirindu tak tahu apa-apa
indah, bukan?

10.37.00 0 Comments
menunggumu berbelas tahun bukan perkara mudah bagiku
aku sudah melakukannya, kau tahu?
lalu buat apa aku tergesa dan ingin merasakan sedikit saja darinya?
ah, hal ini terlalu indah untuk dicicipi dahulu

Perkara Melepaskan

10.34.00 0 Comments
jika kau memiliki balon di tangan, ada dua pilihan di sana : 1). lepaskan, maka ia akan terbang bebas dan membahagiakan orang di sekitarnya, atau 2). genggam erat-erat. toh lama-lama ia juga akan pecah juga. atau kempes. ia juga akan hilang, kan? dengan cara yang lain.

seperti jikalau kau memiliki sesuatu. entah apapun itu. barang kesayangan, makanan kesukaan, teman, sahabat, orang tua, keluarga, bahkan orang yang tersayang. yang lebih dekat dari seorang teman dekat ataupun lebih kau sayangi daripada seorang kekasih hati.

aneh memang. mengklaim bahwa itu adalah milik kita. hey! itu semua adalah titipan. jika yang Maha Memiliki mengambil, apapun bentuk dan caranya layakkah kita marah?

seperti perkara tentang mencinta. eh maaf. maksudku aku sedang jatuh. jatuh dalam lubang di mana aku harus mencari titik terang untuk menemukan jawaban atas jatuhku itu. menyelami kehidupan lorong yang aku timpa. desir senyuman setiap melihat sosoknya. aneh memang.

rasa-rasanya kalau aku masih pandai berhitung, sepuluh tahun aku berada di lubang yang sama. setiap kali aku berhasil ke luar, aku kembali jatuh. begitu seterusnya sampai tak pernah jera. karena seperti keindahan bunga, aku hanya memandangnya lamit-lamit dari kejauhan. banyak kumbang dan kupu di sana. ah, ia terlalu indah untuk kudekati. pun dia. dia terlalu bahagia untuk kupetik dan aku simpan sebagai bahagiaku sendiri.

kejauhan tak jemu sepuluh tahun aku berada di kejauhan. memandang apik. desir rasa dan berbagai iklim melewati kehidupan ini. aku tak bisa protes ataupun kecewa. aku hanya mengamati. sangat lucu jika aku datang kemudian marah. atau sekedar mendeklarasikan bahwa bunga indah itu milikku. hey!

lalu gravitasi ia seperti tertarik ke arahku. ada hal yang membuat aku bisa membawanya ke manapun ia atau aku mau. aku tak melepaskannya dari tanah tempat ia berpijak. aku bantu tinggikan ia. agar dunia tahu bahwa dia ada.  agar ia menjadi orang pertama yang menikmati bilah emas di pagi hari. atau melepas dengan bahagia camar senja.

10.19.00 0 Comments
Ia sengaja mematahkan hatiku
agar aku tahu
bahwa belum saatnya aku jatuh cinta :)

10.10.00 0 Comments
perkara nyali atas jarak hanyalah segera pergi atau bersabar menungguinya kembali
tak ada yang ingin kulakukan dalam dua pilihan itu
namun raga tak sanggup menerka-nerka apa yang terjadi
mata tak sanggup melihat fisik di kejauhan

katamu bepergian jauh untuk ilmu
bagaikan mengembara mencari tanah yang lebih hijau
katamu pergi jauh beda berbelas jam
hanya masalah waktu
toh apa yang ada di tiap tangkup doa sama

09.17.00 0 Comments
tiap depa kota ini menjanjikan kemenangan dan kebahagiaan tersendiri. ukir sejarah terpatri menyeruak baik saat terik berselimut atau rintik menghujam. tersublimasi cerita kenangan dari tiap pori aspal berlapis debu di kota ini. aku merasa terbang, overdosis kafein, adrenalin optimal saat teringat semua hal terlewat bersamamu. lengkung cembung itu terekah diam-diam. mulut mampu berbohong, namun sepasang bola hit tak pernah. ia enggan bergeming. bercerita dengan jelas tiap nafas yang pernah kita tinggalkan. ah begitu indahnya saat itu. itu dulu. sedetik lalu pun dulu. apalagi beberapa minggu belakangan. hahaha lucu sekali. merapel tiap dulu dulu itu dalam hari ini. mengisyaratkan rasa ingin kembali. sudahlah. itu dulu. silahkan saja rampas semua bahagia yang pernah kamu titipkan. larena sejatinya apa-apa yang sudah aku miliki akan pergi jua. karena pertemuan dan perpisahan itu jaraknya hanya lewat perasaan. air mata dan lengkung terkembang. apa bedanya? jelas beda sekali. hahahaha. lucu sekali. sudahlah, sekarang kita ini beda. jangan lagi ajak aku menyulam cerita di jalanan Kota Jogja. sudah jenuh. aku ingin amnesia, menelan banyak sekali analgetik. tapi tiap matamu berbinar, aku merasa hidup kembali. sama saja seperti cangkir kopi ini, sayang. bisa-bisanya kau selalu membuatku bahagia dan candu.

-siang galau, 22 Nov 2015