Jumat, 11 Desember 2015

Perkara Melepaskan

jika kau memiliki balon di tangan, ada dua pilihan di sana : 1). lepaskan, maka ia akan terbang bebas dan membahagiakan orang di sekitarnya, atau 2). genggam erat-erat. toh lama-lama ia juga akan pecah juga. atau kempes. ia juga akan hilang, kan? dengan cara yang lain.

seperti jikalau kau memiliki sesuatu. entah apapun itu. barang kesayangan, makanan kesukaan, teman, sahabat, orang tua, keluarga, bahkan orang yang tersayang. yang lebih dekat dari seorang teman dekat ataupun lebih kau sayangi daripada seorang kekasih hati.

aneh memang. mengklaim bahwa itu adalah milik kita. hey! itu semua adalah titipan. jika yang Maha Memiliki mengambil, apapun bentuk dan caranya layakkah kita marah?

seperti perkara tentang mencinta. eh maaf. maksudku aku sedang jatuh. jatuh dalam lubang di mana aku harus mencari titik terang untuk menemukan jawaban atas jatuhku itu. menyelami kehidupan lorong yang aku timpa. desir senyuman setiap melihat sosoknya. aneh memang.

rasa-rasanya kalau aku masih pandai berhitung, sepuluh tahun aku berada di lubang yang sama. setiap kali aku berhasil ke luar, aku kembali jatuh. begitu seterusnya sampai tak pernah jera. karena seperti keindahan bunga, aku hanya memandangnya lamit-lamit dari kejauhan. banyak kumbang dan kupu di sana. ah, ia terlalu indah untuk kudekati. pun dia. dia terlalu bahagia untuk kupetik dan aku simpan sebagai bahagiaku sendiri.

kejauhan tak jemu sepuluh tahun aku berada di kejauhan. memandang apik. desir rasa dan berbagai iklim melewati kehidupan ini. aku tak bisa protes ataupun kecewa. aku hanya mengamati. sangat lucu jika aku datang kemudian marah. atau sekedar mendeklarasikan bahwa bunga indah itu milikku. hey!

lalu gravitasi ia seperti tertarik ke arahku. ada hal yang membuat aku bisa membawanya ke manapun ia atau aku mau. aku tak melepaskannya dari tanah tempat ia berpijak. aku bantu tinggikan ia. agar dunia tahu bahwa dia ada.  agar ia menjadi orang pertama yang menikmati bilah emas di pagi hari. atau melepas dengan bahagia camar senja.



memang tak ada yang abadi. sampai akhirnya kau pergi sekelumit, sebentar saja, atau bagiku sangat drastis. tak ada sapaan, enggan bergurau atau hanya melirik. katamu ada masalah besar. sebesar apakah masalahmu daripada yang Maha Menghidupkan? kau selalu lupa dengan perkara ini. aku sebal.

aku meminta pada yang Maha Membolak Balikkan hati dan perasaan ada apa denganmu? bisikku dalam derai air mata. Ia tunjukkan apa yang sebenarnya terjadi. ada orang lain yang telah memilikmu. sebenarnya kau cukup punya banyak perlindungan. atau kau bisa saja mengeluarkan metabolit sekunder untuk mencegahnya. kau bilang ini kecelakaan. bergurau kau! BODOH!

mana ada kecelakaan eperti ini? kau saja yang dengan gampangnya masuk dalam perangkapnya. kau sakit, teriakanmu hanya menuju telingaku. kau membutuhkan sesuatu, air matamu membasahi pundakku. dan kita sama. sama-sama bodoh. hingga akhirnya aku yang berjuang tanpa tahu bahwa kau tak mempedulikanku.

hakikat melepaskan
akan ada yang lebih baik sebagai penggantimu
ada dua hal : 1). orang baru yang lebih baik dari kamu, atau 2). kamu dengan versi terbaikmu.

aku sudah mellepaskan. tak ada yang lebih membahagiakan daripada melepaskan :)
terima kasih, kak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar