Senin, 28 Desember 2015

-How blessed I am
menjadi sebaris kalimat yang berkali aku ucapkan saat aku sudah mencapai titik akhir iktiarku pada-Nya. aku lelah, kuakui aku lelah. aku menangis, lebih dari sedih hati dan kecewa. tapi aku selalu berjanji pada-Nya untuk tidak pernah menyerah.

sudah dari awal tahun 2015 aku merumuskan suatu draft calon skripsi yang akan menjadi pesawat tempurku menerjang tembok S.Farm sebagai suatu bukti bakti dan cintaku pada ayah bunda. terhitung hingga kini aku memiliki 9 folder di dalam folder yang tertulis mentereng ciamik : "SKRIPSWEET, S.Farm. 2016"

kekecewaan selalu saja muncul. itu cuma suatu cara yang Ia lakukan bahwa Ia menyayangi hamba-Nya. pernahkah kau merasa diabaikan seseorang? tidak mengenakkan bukan? sangat berbeda antara dibenci dan diabaikan
. jika dibenci ia masih memperhatikan setiap detail hidupmu. ia perduli dengan cara yang ia sendiri mungkin tak bisa ketahui. namun berbeda dengan mengabaikan. ia menganggapmu tak ada. kau tak ada. sekali lagi kau tak ada.

memilih mengambil konsekuensi menjadi bagian dari hibah suatu perusahaan makanan besar nampaknya mampu membuatku bekerja cerdas emmm lebih tepatnya cadas dengan sedikit setres membuat proposal dalam waktu tiga hari full-day. gila? aku merasa biasa. karena sejak SMP aku memaksa diriku sendiri menulis apapun itu. memposting hal tak berguna atau apa saja yang ingin aku sampaikan lewat aksara dalam blog-blog-blog yang telah lama punah karena lupa password :D atau sekedar tumpukan diary bergembok.

nampaknya dua kali mengikuti dana hibah belum membuatku berhenti untuk menulis. Ia kembali menyuruhku mengeluarkan segala isi kepala untuk hal lain. hingga akhirnya aku tak mendapatkan satu hibahpun.

salah seorang dosen melelang penelitiannya. sama seperti dosen lain yang memiliki penelitian, namun karena keterbatasan waktu yang mereka miliki maka mereka melelang kepada mahasiswa untuk mengerjakan penelitian itu. keren, pikirku.

sejalan dengan pengerjaan proposal dan penelitian pendahuluan, aku semakin ragu. sial, aku dikerjain! gumamku. bisa saja aku sudah membuat berkali-kali judul karena metode dirubah, hewan uji tidak cocok, metode kurang sesuai, dan lain-lain.

tekadku bulat keluar dari proyek tersebut. aku mengumpulkan bukti mengapa aku tak yakin dan meyakini sekali bahwa hasil dari proyek ini akan gagal. selama libur semester 10 hari di rumah, aku tak tidur. sakit tak apa, pikirku. ada ayah bunda yang dengan kasih sayang akan memanjakanku langsung. di rumah saja, kok. namun aku tak sakit.

aku semakin membara dan bergetar. hingga folder file skripsi ke sembilan yang aku buat. aku memberi bukti ilmiah mengapa metode ini tidak layak dijadikan penelitian. dan aku telah mengajukan judul baru dengan dosen baru. cara move-on. aku tahu bahwa pasti teman-teman satu proyek akan sedih lebih tepatnya kecewa. namun egois terkadang perlu diperhitungkan. ini masa depan masing-masing. meniti masing-masing.

di judul baru ini, nampaknya menjadi berlian bagi dosen lainnya. aku telah acc untuk maju seminar proposal, namun banyak sekali hambatannya. buku bimbingan skripsiku tidak ditanda tangani oleh panitia skripsi selama tiga minggu. dicoret pun tidak. alasannya bukuku tak ada di meja rapat.

masalah lainnya adalah, aku diharuskan mengganti dosen. buku bimbinganku sudah menyerupai dempulan tembok. penuh tip-ex, coret sana sini. berlian akan diincar oleh banyak penambang. saat ini, aku hanya bisa mengikuti justifikasi yang entah kita tak tahu kebenaran sejatinya.

setelah aku dipaksa masuk dalam jebakan itu, aku berusaha menyusun strategi bermain cantik. belum lagi standar skripsiku. aku mencarinya di Jogja tak ada satupun yang menyediakan. harus memesan indent 3 bulan, dan harganya pun belasan juta.

kepalaku lelah. aku menangis. tak berani keluar kamar. apalagi melihat sosmed yang penuh dengan foto teman-teman seminar proposal, dan pertanyaan di kampus yang sepertinya harus ditanyakan: "kapan nyusul?" aku selalu tersenyum dan berkata, tunggu saja. aku tak bisa memastikannya. Ia masih mengajariku cara bertahan.

aku telah menelfon lebih dari 50 nomor untuk mencari standar untuk skripsi. dan Alhamdulillah saat aku bersujud di petiga dan sepenggalahnya matahari sambil menangis merung pada-Nya, Ia menjawab dengan satu nomor yang dapat memberikanku standar itu.

jauh memang, karena barang harus diimport dari Singapur. tak masalah. waktunya hanya sebulan. lalu aku membutuhkan alat ekstraksi berupa microwave. dan di lab tidak tersedia. namun entah betapa Hebatnya ia aku hampir menangis saat aku selesai seminar proposal dan mengurus perizinan lab, microwave baru telah duduk manis di laboratorium.

aku pernah menangis hingga putus asa, aku pernah hampir berhenti berharap. aku tak peduli pada manusia. lalu ayah bunda selalu menuntunku pada kedewasaan dan ketaatan. saat itu sungguh aku tak tahu lagi kepada siapa aku akan meminta. aku sudah upayakan semuanya. aku rasa tak ada manusia yang bisa lagi membantu. tapi aku punya Dia yang menciptakan semua. Ia bisa membolak-balikkan apa yang ada di bumi dan langit.

aku hanya menangis menjerit berkeluh pada-Nya. saat aku mencapai puncak rasa ikhtiar dan ikhlasku, Ia tunjukkan padaku. perlahan, semakin cepat, dan sangat cepat. janji-Nya benar, setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan (2X).

dan aku selalu percaya bahwa, aku akan melupakan lelah dan pedihnya aku berjuang saat aku tahu, keputusan_nya akan jadi seindah ini.
-Hamdallah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar