Sabtu, 11 Maret 2017

14.31.00 1 Comments
saya sedang berada di masa di mana sedikit saja gertakan kecil dari mulut orang lain menyesakkan dada dan membuat tangisan berhari-hari. saya sedang mengalami kelelahan. 3 bulan tanpa libur. praktik kerja yang lebih dari 12 jam sehari yang sebenarnya kurang manusiawi. namun ini proses kempaan. untuk menjadikan saya lebih kuat dan mungkin salah satu cara untuk melupakan.

14.27.00 0 Comments

karena saat itu, udara di kota ini tak lagi sama. dingin yang gigil dari sisa air mata semalam kembali menyelimuti. ada kata yang ingin terucap namun begitu kaku di lidah. sulit untuk disampaikan. tersangkut di tenggorokan saat ujung-ke ujung telefon itu terhubung. ada yang menikmati kehilangan. namun tak banyak yang menjadikannya lebih sakit lagi. semoga kita selalu bijak dan menikmati setiap kehilangan

14.17.00 0 Comments
seringkali, kita tercabik rindu
meminum air mata sendiri
menghisap habis darah kita sendiri
sebab karena satu lasan
kita tidak ingin orang mengetahuinya

kesedihan ada hanya untuk dinikmati sendiri
lalu terevaporasi oleh kepala yang memanas
atau mungkin kaki yang berlari lebih dari sebelumnya
nikmati sendiri
sebab mereka bukan ingiin menyelesaikan
namun hanya ingin mencari tahu
14.14.00 0 Comments
saya pernah melewati masa-masa setiap malam hanya nangis dan tidak bebruat apa-apa. setiap pagi,siang, hingga sore tidur karena semalaman lelah menangis. namun saya sadar, bahwa asa, mimpi, dan tujuan saya harus segera direalisasikan.

sudah setahun lalu saya memikul gelar dan nama baru. tambahan S.Farm. di bagian akhir nama yang tentu saja bukan akhir dari segalanya. ups and downs selama mengerjakan tugas akhir S1 yang pada saat itu ingin membuat saya menyerah. namun jika saya menyerah, keadaan akan bertambah buruk. sia-sia apa yang telah dilakukan selama lebih kurang 3 tahun beberapa bulan itu.

hal pertama adalah masalah akademis. beberapa kali saya harus mengganti judul. bukan hanya judul, namun isi skripsi. sekitar 5 atau 6 folder calon skripsi yang sudah sampai pada bab 3 dan harus dirombak banyak karena penyesuaian dengan lab yang akan dipakai, penyesuaian dengan keinginan dosen proyek ((pada saat itu ikut proyek)) ataupun karena mengajukan dosbing tapi selalu ditolak.

untuk ai mata yang selalu mengalir di tiap sujud panjang, saat itu saya membutuhkan dosen yang bisa sesuai dengan yang saya inginkan karena beberapa hal, namun tetap saja saya tidak mendapatkan dosen pembimbing jua. salah satu alasannya saat saya menanyakan mengapa buku saya belum di-acc adalah: buku saya tidak ada di meja registrasi. aneh. padahal seharian saya melihat buku itu dan menunggui pengumuman nama itu terpampang.

di luar konteks akademis, ada hal lain yang membuat air mata selalu meraung-raung dan fisik yang semakin melemah: kehilangan salah satu support system sekunder. menurut saya, support system primer tetaplah kedua orangtua. karena merekalah yang selalu mendidik saya untuk berdamai pada diri sendiri, terlebih pada keadaan.

kehilangan hadir pada saat kita tidak siap untuk melepaskan