Jumat, 10 Januari 2014

00.18.00 0 Comments
Teruntuk kekasihku....
yang terus berusaha tegar dalam dekapan jarak

Ini bukan saja tentang kamu yang mulai lelah akan hal ini
Ini pun karena aku yang selalu membenci jarak
Yang selalu membenci sekat yang ada di antara kita
Kau tahu cukup terlambat tentang apa - apa yang aku lewati di sini
Saat aku ingin berbagi bahagia itu, kau tak ada
Saat aku memerlukan sebuah dada dan punggung yang hangat, aku tak menemukannya

Sayang....
Maaf....
Bukan aku yang terlalju egois pada keadaan
Aku juga tak enak hati dalam keadaan seperti ini
Kadang kita memang harus pergi
Pergi jauh malah katamu
Demi mengambil mimpi dan cita - cita yang selama ini kita bagi

untuk membuatnya menjadi nyata
untuk membuatmu semakin bahagia
untuk tetap melihat senyummu
meski dalam kejauhan

kekasihku....
semakin jauh jarak yang ada di antara kita
aku semakin kuat untuk berlari
semakin kagol untuk bertemu denganmu
aku pikir, kau akan seperti itu juga


sayang....
mungkin ada saatnya kita kembali bersama
meretas senja bersama di antara gerimis malam kota
atau sekedar duduk di beranda rumah sambil tertawa lepas bersama

sayang....
di sini aku merasa sesak
tak lagi ku rasakan nafas yang teratur ddengan ritme indah

sayang....
aku pikir jam dinding terlalu malas untuk bergerak
ritme debar jantungku tak lagi normal
aku merada takikardia
aku sembuhkan abnormal itu dengan digoksin

sayang....
suara telfon denganmu adalah candu bagiku
tetap tenanglah di sana
aku akan berusaha sekua mungkin merengkuhmu
memelukmu dari belakang

dan membiarkan dada ini kembali normal
untuk kekasihku yang sering aku abaikan....

sayang, aku pikir sekarang sudah jam tiga sore
aku harus segera menjemputmu
akan kukenakan pakaian terbaikku
dalam balutan kain putih nan suci dan air mata dalam tangkup tangan kotrku

Yogyakarta, 10 januari  2014
at 15 : 14
-aku hanya sedikit membenci jarak