Jumat, 03 Mei 2013

Wejangan Pagi Ini

Tuhan, tidakkah Kau cemburu?
Tidakkah Kau geram?
saat, aku mencintai yang lain.

Tuhan, aku pernah bertanya. Apa itu cinta? Apa definisi cinta? Apakah jika aku mencintai sesuatu atau seseorang, aku harus selalu bersamanya? Tuhan, inilah hasil penelusuranku....

Cinta. Suatu keadaan di mana aku akan terus memikirkannya, membayangkannya. Sesaat sebelum aku memulai apapun, aku mengingatnya. Melihat senyumnya. Atau bahkan tertawa sendiri melihat smsnya, linenya, mentionnya, atau apalah itu.

Cinta. Rasa yang membuat semua menjadi indah. Tak makan seharipun merasa kenyang. Apakah cinta itu buta? Mungkin iya. Karena aku tak punya alasan untuk mencintai. Ah, tapi setidaknya sebagai makhluk yang berakal dan rasional, aku seharusnya tak buta. Tak dibutakan.



Namun, ada satu hal yang belum lama ini aku sadari. Aku menyebut namanya lebih sering daripada menyebut asmaMu. Ampunilah hamba yaa Rabb. Bahkan, saat aku berbicara denganMu aku selalu membawa namanya. Selalu menceritakan betapa bahagianya aku bisa mengenalnya. Di mana tempat untukku memikirkanMu? Di mana sosokMu yang kataku kucinta pertama itu?

Bukankah aku mengaku Islam, aku mengaku cinta pada Tuhanku, namun jarang sekali aku memikirkanmu/ Apakah itu hanya formalitasku? Mungkin juga yang lain. Menuliskan I love Allah, and *sebuah nama yang belum tentu halal baginya.*

Tuhan, apakah aku terlalu terlambat untuk menyadari semua ini? Apakah aku terlalu merugi? Tak dapatkah aku memperbaiki diri di hadapanmu?

Tuhan, aku tahu. Bahwa sekuat apapun aku berusaha mendekat, atau berusaha menghindar darinya, jika Kau telah menuliskan dia untukku, maka akan bersatu. Jika tidak, ya tidak akan. Benarkan? Bukankah tulang rusuk tak akan tertukar?

Selama ini, mungkin aku bersedih, aku bahkan menangis saat melihat dia dengan yang lainnya. Sedang saat aku mendengar panggilanMu, saat aku lalai, saat aku mengabaikanMu, adakah aku seperti itu? Adakah? TIDAK! Aku acuh! Aku tak peduli!

Entah, apa saat dulu mataku dibutakan oleh dunia atau aku yang terlalu menyibukkan?

Tunggu, kali ini aku benar-benar menyibukkan diri. Menyibukkan diri dengan berbagai hal positif. Misalkan saja setelah pulang kuliah, aku menyusun beberapa jurnal penelitian, menulis puisi, cerpen, surat, menjadi jurnalis, ataupun mengikuti kelas tambahan.

Di mana aku akan selalu dekat denganMu dan melupakan dia. Dia yang entah siapa selalu bergelayut dalam hati dan pikiranku melebihi cinta dan rinduku padaMu. Apakah Kau masih cemburu?

Aku pernah bertanya pada seorang akhwat, "Bagaimana jika aku jatuh cinta pada seorang ikhwan?"
"Jelaskan padaku mengenai perasaanmu!" katanya santai.
"Maaf, aku malu menceritakan hal ini padamu," kataku dengan wajah memerah.
"Kau malu menceritakannya padaku? Mengapa tidak pada Allah?"

Aku langsung terdiam. lemas. Dan lunglai. MENGAPA aku TIDAK MALU pada Allah? Mengapa aku membiarkan hati dan pikiran ini diisi oleh dia yang entah siapa di atasNya?

Mungkin saja dia yang selama ini ada di pikiranmu akan bersama denganmu di pelaminan. Mungkin saja. Bukankah itu bisa saja terjadi? Ya, bahkan pasti terjadi. Menjadi pasanganmu kelak, atau hanya datang sebagai tamu undangan.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi pagi ^^
Bismillah, lalu sholawat.

Yaa Allah, aku serahkan dan titipkan rasa cinta ini padaMu. Aku tahu, mungkin apa yang aku ingin dan yang Kau beri seringkali tak sama. tapi, itu pasti yang terbaik untukku.

Yogyakarta, 4 Mei 2013
di pinggir cangkir susu hangat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar