Jumat, 07 Desember 2018

Bandung


Hai, weekend masuk nggak?
Enggak nih. Proses udah beres
Ada acara nggak?
Ada.
Hah, apa?
Mau ngajak kamu main ke lembang.


Seringkali, hal yang menjadi pemberat untuk meninggalkan sesuatu adalah kebiasaan. Kebiasaan yang terulang kemudian jadi kenangan. Deretan foto di galery handphone, tumpukan karcis wisata yang lusuh di dompet, hingga warna baju yang tercampur lumpur, getah pohon, ataupun terkena percikan makanan.
Lalu, ada kerinduan lain yang terbesit saat tidak lagi menjadi bagian dari Gedung Abu itu. Merelakan jam tidur yang benar-benar tidak terpakai. Berjaga malam hingga pagi, lalu mandi dan menikmati keindahan alam hingga malam menjelang lagi.

Terkadang, pertemanan muncul sebab adanya kepentingan-kepentingan. Bahagia dan saling mengerti timbul sebab adanya ikatan emosi. Tanpa banyak kata, tanpa banyak ingin, mereka tahu tentang apa yang kita rasa. Mereka menjelma menjadi diri kita di sisi yang berbeda.
Tumpukan Batch Record, deretan CAPA, segudang masalah di kantor. Seringkali menjadikan kita terbiasa bersama dalam masalah-masalah. Menjadikan kita lebur. Untuk menjadi satu dalam emosi.

Entahlah di malam itu, Bandung yang sedang hujan lebat-lebatnya membuatku merasa hangat. Oleh pelukan mereka. Oleh kehangatan senyum mereka. Dan tentu saja cerita-cerita yang menyentuh hati.

Semoga besok atau lusa, kita bisa kembali bertemu. Aku tahu, kita tak akan sama lagi seperti dulu. Tapi, kita saling memiliki sepasang bahu untuk tempat mengadu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar