Rabu, 01 Juni 2016

"Sakit itu tidak untuk dilawan. Terima saja, ucapkan selamat datang, nikmati dengan tenang. Hayati bahwa banyak kegelisahan dan duka datang, namun bukan untuk dikenang! Resapi, tak usah mengingkari!

kita hidup untuk hari ini dan masa depan. namun kita dapat hidup hari ini karena masa lalu. banyak hal yang seringkali menjadi serpihan dan remahan dari masa lalu yang masih tersisa.

sekuat apapun membersihkan piring dari sisa sabun, ia akan tetap saja meninggalkan sisa. sisa, bukan big deal sebagai sesuatu yang terlihat dan harus terus disesali.

oke, singkat cerita saya sudah menemukan yang bisa membawa saya settle dengan hidup saya yang sok padat, dengan mimpi, cita, bahkan perjuangan diri saya saat ini. ia selalu berusaha membantu dan menyediakan bahu dan telinganya untuk mendengarkan segala keluh dan memberi saran.

saya hanya perlu didengar, dan diberi nasehat. karena memang keputusan terbesar ada di diri kita. selalu terbuka, jujur, dan mendukung. ini yang membuat kami tak pernah bosan atau jenuh.



oke, saat saya sudah mulai nyaman sama mas odiit ini, serpihan itu meledak-ledak. yang pertama, menanyakan mengenai berita tabrakan di Tugu Jogja kemarin. well, itu sudah lengkap di berita manapun. saya hanya menjawab dengan memberi link. bayiklah, ini godaan pertama.

kedua! masmas anuanu itu kemarin baru saja selesai PK (Persiapan Keberangkatan) beasiswa. yah, kemarin eh dulu atau masa lalu itu saya (dan dia) sudah belajar bagaimana persiapan akan ditinggal jauh 14.440 km dengan belahan dunia berbeda, jam Senin-Minggu padat. kali ini seperti biasa, setiap weekend kami selalu pergi bareng. nyobain makanan baru, keliling Kota Pelajar ini, atau sekedar duduk di perpustakaan sambil cerita hingga lelah.

tapi untuk kali ini BIG NO! maaf. saya sudah tidak bisa percaya kembali pada orang yang berkhianat. pada orang yang tak memberikan bahunya pada saya yang selalu memberikan apapun yang ia butuhkan. dulu.

bayiklah. itu saat godaan mantan menggoda untuk datang lagi.

dan yang ketiga! pernah juga berjarak beda negara. ini bikin banyak rela-relaan waktu tidur. jam 11 malam WIB baru bisa komunikasi, dengan sinyal yang ewer-ewer. oke itu sudah lewat. karena dia memilih sahabat saya.

dan yang membuat saya teriris adalah, di grup kelas 300 chat mbahas sahabat saya dengan si anuanu. memang ini masa lalu, tapi masih ada serpihan sisa yang tertinggal.

aku tidak tahu kapan, serpihan sisa itu akan hilang. yang kulakukanm sekarang adalah berdamai pada diriku sendiri. mensyukuri apa yang sekarang aku miliki. dan berusaha melawan trauma itu.

bukan stalking. aku hanya berusaha menghapus traumaku. aku menjadikan foto mereka berdua sebagai wallpaper HP. mendatangi tempat yang sering kami kunjungi sebagai penghilang trauma.

dan saat ini, aku bersyukur karena Dia mendatangkan Odiit untuk menghapus peluh dan lukaku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar