Minggu, 14 September 2014

Athazagoraphobia

If you’re brave enough to say goodbye, 
life will reward you with a new hello. —Paulo Coelho

pertama kali, izinkan aku memuntahkan segala permintaan maafku padamu
maaf membuatmu menjadi objek langkahku berlari mengejar mimpi
maaf membuatmu menjadi dopingku saat aku tak sadarkan
maaf membuatmu menjadi bagian tak ternilai dalam hidupku
maaf membuatmu jengah

tak sengaja bibir ultrasonik ini berkata
"eh, lihat deh! orang yang di depan itu mirp ---"
"alah! bullsh*t. pikiranmu diaa terus. move on dong! kalau sudah nyakitin gitu kamu masih berharap?"

lalu aku terdiam. tak lagi kutanggapi apa katanya yang duduk di belakang jok motorku. kebetulan saja kami searah. otomatis pula sepasang bola mata ini menatap punggungnya. ada yang tak asing.

kuperhatikan helmnya. gaya dia duduk. sepatunya. tasnya. persis! tepat! itu dia!
iyakah jarak 120 sekian kilo meter ia tempuh ke kota ini? untuk apakah ia datang?

aku pikir, dia mengingat dengan jelas kejadian indah dalam hidupku
aku pikir, dia mengingat dengan jelas bahwa ia berjanji untuk ada di sini

aku pikir, dia mengingat dengan jelas tentang harapanku atas usia baruku
aku pikir, ah aku selalu saja membenarkan apa yang ada di pikiranku.

sedikit kecewa itu mampir dalam hati yang selalu saja merasa untuk dimengerti
untuk hati yang selalu saja terbalut akan harapan dan angan
untuk hati yang penuh perban di sana sini

hal sederhana memang
bertemu seseorang yang sangat berarti di kota kita
padahal ia tinggal sangat jauh dari tempat kita

Dia menunjukkan padaku sesuatu
bahwa ia ada di sini
namun, ia tak pernah peduli padamu
ia bahagia
dengan kebahagiaan lainnya

entah bagaimana lagi

aku pikir sekarang aku harus menyimpan berpuluh-puluh botol inhaler
untuk menyembuhkan kesakitan yang aku buat sendiri

You could say anything you wanted to someone you thought you were never going to see again. ― Cassandra Clare

Tidak ada komentar:

Posting Komentar