Rabu, 06 November 2013

Cerita dari Semarang

Menunggu adalah sebuah keputusan. Termasuk dalam menunggu dalam suatu ketidak pastian. Apakah itu salah? Bukankah di sela waktu menunggu itu kita bisa lakukan apapun yang kita inginkan untuk menjadi lebih baik?

Lebih baik? Baik? Atau dianggap baik. Memilih adalah hak kita dan juga kewajiban kita dalam memilih pasangan. Namun, hasil seminggu ini benar-benar menamparku.

"Jodoh memang di tangan Allah, cak! Tapi, kalau kamu nggak ada usaha buat merebutnya, gimana mau dapat?"

Kadang ada sebagian orang yang terlalu memilih dan mencari yang lebih.

Ada seorang anak yang diminta untuk berkeliling taman bunga. Mengambil sepotong bunga yang ia anggap paling bagus untuknya, dengan catatan ia tak boleh berjalan mundur. Lalu, anak itu kembali dengan tangan kosong.

"Aku sudah melihat bunga yang terbaik menurutku. yang paling indah. Namun aku terus melanjutkan perjalananku, karena aku pikir di depan sana ada yang jauh lebih baik dari ini. Ternyata, hingga ujung taman ini aku tak menemukan yang aku harapkan lagi."--

Aku tahu, kita harus saling menerima siapa orang yang datang
sebagai manusia seutuhnya. Yang punya watak dan sifat berbeda. Namun, apakah PERBEDAAN kau jadikan sebuah alasan untuk perpecahan? Katamu kita ini BHINNEKA TUNGGAL IKA? Manaaaaa???

"Kau tak akan bisa mendapatkan orang yang sempurna, kecuali kau menerima ketidak sempurnaannya lalu menjadikannya sempurna. Karena, jika kau terus menuntut kesempurnaan, maka ia akan pergi meninggalkanmu dan mendapatkan seseorang yang mampu menyempurnakan ketidak sempurnaannya."

Menemukan orang yang nyaman. Menurutku, orang yang nyaman adalah orang yang dapat membuat kita merasa lupa terhadap waktu, selalu berwawasan luas, cerdas, dan penuh humor.

Mengapa lupa terhadap waktu? Karena dengannya hal apa saja dapat kau bahas, dapat kau nikmati, dapat kau resapi. Karena, kelak saat kau dan dirinya tak lagi kuat untuk menikmati indahnya dunia ini, kalian hanya dapat mengobrol. mengobrol antara dua hati yang mungkin terpisahkan oleh lubang yangg berbeda.

Karena, aku ingin penantian ini seperti apa-apa yang kita harapkan. Hidup dalam kenyamanan bersama orang yang menyempurnakan kita.

Cerita dari Semarang untuk Jogja Terkasih
Yk, 7 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar