tiap depa kota ini menjanjikan kemenangan dan kebahagiaan
tersendiri. ukir sejarah terpatri menyeruak baik saat terik berselimut
atau rintik menghujam. tersublimasi cerita kenangan dari tiap pori aspal
berlapis debu di kota ini. aku merasa terbang, overdosis kafein,
adrenalin optimal saat teringat semua hal terlewat bersamamu. lengkung
cembung itu terekah diam-diam. mulut mampu berbohong, namun sepasang
bola hit tak pernah. ia enggan bergeming. bercerita dengan jelas tiap
nafas yang pernah kita tinggalkan. ah begitu indahnya saat itu. itu
dulu. sedetik lalu pun dulu. apalagi beberapa minggu belakangan. hahaha
lucu sekali. merapel tiap dulu dulu itu dalam hari ini. mengisyaratkan
rasa ingin kembali. sudahlah. itu dulu. silahkan saja rampas semua
bahagia yang pernah kamu titipkan. larena sejatinya apa-apa yang sudah
aku miliki akan pergi jua. karena pertemuan dan perpisahan itu jaraknya
hanya lewat perasaan. air mata dan lengkung terkembang. apa bedanya?
jelas beda sekali. hahahaha. lucu sekali. sudahlah, sekarang kita ini
beda. jangan lagi ajak aku menyulam cerita di jalanan Kota Jogja. sudah
jenuh. aku ingin amnesia, menelan banyak sekali analgetik. tapi tiap
matamu berbinar, aku merasa hidup kembali. sama saja seperti cangkir
kopi ini, sayang. bisa-bisanya kau selalu membuatku bahagia dan candu.
-siang galau, 22 Nov 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar