kasih, di ujung senja ini
aku duduk di tepian kota
menunggui burung-burung kembali ke sangkarnya
menunggui cahaya si emas kembali ke peraduannya
mengamati formasi kelelawar kembali
namun,
kapan kau akan kembali?
kasih, di ujung senja yang menyayat ini
lebah pun enggan mendekati bunga yang cantik itu
aku pikir, bumi sedang menangis
telaga itu tak lagi kemarau
pohon di kepalaku ranum
dahannya penuh dan penuh
tak lagi ranggas
tak ada lagi kemarau
kasih, kantung mataku cekung bertambah
warnanya semakin kelam
naumun, ia tertutupi oleh dahaga akan bah
kasih, telaga itu tak lagi kemarau
nikmatilah dahagamu dengan air bah pada telaga itu
inilah bah yang kau buat
bah yang kau buat dengan kedinginan sikapmu itu
kasih,
terima kasih
telaga itu tak lagi kemarau
Yk, 25 November 2014
05:54 pm
dalam tubuh yang gigil dan beku
Selasa, 25 November 2014
Telaga yang Tak Lagi Kemarau
by
peracik kata
on
02.55.00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar