"Untukmu yang selalu ada di dalam doaku, untukmu yang selalu ada dalam
tiap sujud malamku, untukmu yang selalu ku perbincangkan dengan Rabbku,
untukmu yang selalu aku banggakan. Hanya mau bilang, jika kata sudah tak
lagi bisa menggambarkan keikhlasan, maka diamkulah yang selalu menjadi
bait cinta tulus. Sampai kapan kau akan mengerti jika disini ada
perempuan yang pantas dimuliakan setelah ibumu?"
Kamis, 29 Agustus 2013
by
peracik kata
on
05.29.00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar