Halo selamat malam hati yang masih saja sobek
Halo hati yang masih saja terluka dan masih basah
Halo kamu hati yang selalu saja menganga tertatih
Aku tak memiliki dua sayap
lalu wajarlah jika aku seringkali jatuh
kaki-kaki kecilku yang penuh lumpur hanya menapak di tanah
belum bisa bergesek dengan udara, ataupun menapak awan
nampaknya aku dan hati ini harus terus selalu belajar
lewat luka aku tahu bagaimana caranya untuk mengobatinya
itu permulaan.
semakin ke sini aku malah sudah tahu bagaimana mencegahnya
bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?
begitu juga untuk hati
harus berhati-hati
mungkin hati ini harus lebih berhati-hati
aku akan pergi jauh-jauh
agar aku tak lagi mengira-ngira
dalam kenyataan yang masih abu-abu
dalam suara yang semakin sayup-sayup
kutangkupkan jemariku rapat-rapat
meminta pada-Nya lamat-lamat
hati ini tak lagi menyayat-yayat
kuputuskan untuk pergi perlahan-lahan
Pangkalan Bun, 13 Agustus 2013
12.12 a.m.
dalam tangkupan jemari terhadap satu harap -:)
Senin, 12 Agustus 2013
Untuk Hati yang Harus Hati-Hati
by
peracik kata
on
10.48.00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar