yang
aku takut bukan semata mengenai perpisahan, namun lebih kepada
pertemuan. sebab, di antara pertemuan yang kedua, ketiga, hingga
pertemuan yang tak kuasa lagi kuhitung dengan anak tangga ada rindu dan
janji untuk bertemu terhadap pertemuan pertama. ataupun
pertemuan-pertemuan sebelumnya.
seperti
tak ada baris kata yang mengikrar di antara gendang telinga manusia
yang sudah cukup budeg mendengar senyawa obat, resep, bahkan cacian
selama salah mengartikan kehidupan bagi nyawa orang lain, ada usaha yang
tak pernah terdengar. tak ayal ia seperti suatu kebiasaan. yang telah
menjadi cara dalam suatu siklus kehidupan: bertemu untuk kembali
berpisah.
teruntuk
wanita yang melepaskan kepergianku dalam doa dan air mata. terima kasih
tetap berada pada payung yang sama. ia tahu di mana titik ordinat itu
akan memotong. meski depa semakin tak bisa laghi teraba. terima kasih
untuk selalu mengingatku dalam suka dan duka.
Priok, 9 januari 2017
Yogyakarta, semuanya indah untuk ditinggal dalam tanah kubur kenangan -:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar